Kamis, 20 Juni 2013

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTANI



BAB I
PENDAHULUAN

I.1     LATAR BELAKANG
            Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang, dimana seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011). Menurut Badan Pusat Statistik (2011) populasi lansia 1,94% dan tahun 2012 (1,95%). Rata-rata pertambahan populasi setiap tahun 1,94%, dan diprediksikan 2020 (11,20%), hal ini memerlukan perhatian karena lansia merupakan kelompok yang beresiko dan rentan terkena masalah kesehatan seperti hipertensi, dan diperkuat dengan kebiasaan merokok.
Kelompok beresiko (at risk) adalah sekelompok orang yang memiliki peluang resiko terjadinya masalah kesehatan atau penyakit tertentu baik ada maupun tidak adanya faktor yang berkonstribusi. Association of state and Territorial Health Offices (ASTHO, 2008 dalam Bittikaka, 2012) mendefinisikan at risk berhubungan dengan faktor-faktor yang meningkatkan seseorang memperoleh suatu penyakit. Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok resiko tinggi adalah kelompok yang memiliki peluang terjadinya sakit akibat faktor resiko yang menyertai.
Apriana (2012) melaporkan bahwa jumlah perokok di dunia 41,6%. Menurut  Rikesdas (2010) jumlah perokok di Indonesia 34,7%  di Papua 37,1%. Angka ini  lebih rendah dari dunia tetapi lebih tinggi dari angka nasional.  Oleh sebab itu memerlukan perhatian karena rokok berisiko terhadap kejadian hipertensi.
Hipertensi merupakan kondisi ketika seseorang mengalami kenaikan tekanan darah baik secara lambat atau mendadak. Menurut Kemenkes (2013) prevalensi penderita hipertensi diprediksikan tahun 2025 sebanyak 29% didunia, 31,7% di Indonesia. Menurut Institute Of Medicine (2011) salah satu indikator 2020 adalah mengurangi proporsi penggunaan tembakau pada lansia.
Kemenkes (2013) menyatakan bahwa hipertensi merupakan faktor resiko utama kematian akibat Penyakit Tidak Menular di dunia dan meningkat dari 41,7% menjadi 60%. Hipertensi disebut sebagai “sillent killer” karena terjadi tanpa tanda dan gejala. Sebanyak 76,1% populasi tidak sadar telah menderita hipertensi. Apabila hipertensi tidak segera diobati akan mengakibatkan komplikasi penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan kebutaan.
World Health Organisation (WHO, 2011) melaporkan bahwa penyebab kematian lebih dari 5 juta per tahun dan diperkirakan 10 juta tahun 2020, 70% diantaranya berada dari negara berkembang.  Kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi akan sangat berbahaya dan memicu penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
 Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan hipertensi menduduki urutan kedelapan dari 10 besar penyakit di Kabupaten Jayapura periode 2012. Penderita hipertensi di Puskesmas Sentani 6,9% lebih tinggi dari Puskesmas Harapan 6.8% dan Puskesmas Dosay 6,14%, dari data tersebut maka peneliti memilih Puskesmas Sentani sebagai tempat penelitian karena tingginya proporsi lansia dengan hipertensi.
Melihat dari latar belakang dan data yang diperoleh bahwa angka kejadian hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan faktor gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok. Hal ini mendorong peneliti untuk meneliti lebih lanjut tentang penyebab sehingga dapat terjadi hipertensi pada seseorang khususnya pada lansia. Karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Gambaran Perilaku Merokok Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani”.

I.2     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah: “Bagaimana Gambaran Perilaku Merokok Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani”.


I.3     TUJUAN PENELITIAN
a.       Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran perilaku merokok pada lansia dengan hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani.
b.      Tujuan Khusus : Mengidentifikasi
1.      Karakteristik lansia dengan hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas Sentani
2.      Karakteristik prilaku merokok peda lansia dengan hipertensi mencakup; pengetahuan, sikap dan tindakan di Wilayah Kerja Pusekesmas Sentani.

I.4     MANFAAT PENELITIAN
a.       Bagi Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukkan dan pertimbangan  dalam membuat kebijakan di bidang kesehatan di masa mendatang khususnya dalam kejadian hipertensi.
b.      Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan responden tentang bahaya merokok terhadap kejadian hipertensi.
c.       Bagi peneliti
Dapat menjadi pedoman bagi peneliti dalam ilmu keperawatan khususnya tentang bahaya rokok terhadap kejadian hipertensi.
d.      Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk pneliti selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar